Selasa, 17 Januari 2012

Pergaulan Bebas(Gigolo)

Ternyata bukan hanya kaum lelaki yang mempunyai geng atau kelompok hura-hura. Kaum perempuan baik wanita karir maupun ibu rumah tangga pun ramai-ramai membentuk kelompok pencari kesenangan. Ada-ada saja yang dilakukan mereka, mulai sekedar berkumpul rutin, belanja hingga pesta narkoba dan seks ramai-ramai.
Seperti pengalaman seorang kerabat yang tinggal di bilangan Kemayoran Jakarta, sebut saja ibu Linda (34). Wanita karir dengan dua putera ini membentuk sebuah kelompok bersama tujuh orang lainnya yang menamakan diri sebagai ‘The Rosses’. Awal terbentuknya geng ini hanyalah dari ketidaksengajaan. “Kami semua berteman sejak kuliah dulu dan terus berlanjut hingga berkeluarga,” tutur ibu yang gemar tampil cantik ini.
Untuk menjalin hubungan jangka panjang, akhirnya diputuskan membentuk sebuah geng. Tujuannya agar mudah berkomunikasi satu sama lain. “Awalnya ini adalah kelompok arisan, tapi lama-lama kok rasanya nggak seru lagi.” Dilanjutkannya, kelompok arisan itu akhirnya dibumbui dengan berbagai variasi misalnya dengan aksi dinner di klab malam atau kafe-kafe seputar kota, aksi weekend di vila atau hotel dan sebagainya.
Pergaulan dan perkembangan jaman membuat kelompok tersebut semakin berani. “Ribut-ribut soal shabu, kami jadi penasaran buat pake,” ungkap salah satu staf marketing perusahaan asuransi swasta ini. Ternyata, berawal dari coba-coba beberapa anggota mengaku sudah ketagihan. Jadilah mereka menyisakan jadwal pertemuan untuk mengadakan pesta shabu. Hingga kenikmatan drugs tersebut menyeret pada prilaku seks bebas.
“Kami mulai suka menyewa gigolo sejak setahun lalu, malah kami menjadikan gigolo tersebut sebagai hadiah plus arisan bulanan.” Ditambahkannya, tidak semua anggota yang mengikuti jadwal pesta seks bebas ini. Ada yang hanya mengikuti sebatas pesta shabu, menyewa striptease lelaki atau sebatas makan malam. Tidak ada unsur paksaan. “Kami sama-sama saling menghormati keputusan dan keinginan masing-masing,” tekannya.
Secara pribadi, pemilik bulu mata lentik ini mengungkapkan alasan mengapa dirinya terlibat dalam pergaulan bebas melanggar norma ini. Rutinitas, kegiatan keseharian yang memenuhi pikiran dan menguras tenaganya tersebut kadang memerlukan sebuah variasi yang membuatnya tetap bersemangat menjalani hidup. “Dengan variasi menantang ini, saya merasa lebih semangat dan dinamis.”
Kadang kala bisa menambah warna dalam kehidupan seksnya dengan suami. “Setelah usia pernikahan berlangsung belasan tahun, sepertinya semua berjalan monoton, termasuk dalam urusan ranjang.” Kendati demikian, baginya keluarga adalah nomer satu. “Yang penting saya sangat mencintai keluarga,” kilahnya membela diri. [int]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar